TUGAS ANALISA SINETRON
Pada tugas kali ini saya akan menganalisa sinetron yang berjudul "Dunia Terbalik"
Sinetron ini merupakan sebuah sinetron drama-komedi-Islami yang ditayangkan oleh RCTI dan diproduksi oleh MNC Pictures yang tayang setiap hari pada pukul 19.45 WIB.
Sinetron ini resmi mulai tayang perdana pada tanggal 5 januari 2017.
Dunia Terbalik adalah program series komedi yang mengangkat cerita tentang para suami yang ditinggalkan istrinya untuk bekerja di luar negeri. Dimulai dari kisah Akum, Aceng, Idoy dan satu musuh be buyutan Aceng, Dadang. Mereka harus mendidik anak serta mengurus urusan rumah tangga yang biasanya menjadi urusan para wanita. Sementara istrinya harus menafkahi keluarga. Cerita ini menceritakan masyarakat Jonggol, Bogor. Sebelumnya, mereka tinggal di Desa Cibarengkok, namun karena desa itu terancam longsor, maka mereka pindah ke Desa Ciraos.
Dadang merupakan salah satu suami yang beruntung karena istrinya mendapatkan penghasilan paling besar di antara para TKW yang lain. Keberuntungan inilah yang kemudian membuatnya menjadi sering pamer harta kekayaan dan membuat Aceng iri hati. Dengan berbagai cara Aceng selalu ingin membuat Dadang kalah, namun sayangnya kadang Aceng malah terkena batunya. Akum dan Idoy-lah yang menjadi penengah agar situasi tidak semakin panas.
Desa Ciraos sebagai penyalur TKW terbanyak tidak lepas dari peran Yoyoh sang calo TKW. Ia giat membujuk rayu para calon TKW agar mau ke luar negeri dengan iming-iming penghasilan yang besar. Salah satu warga yang selalu ia pengaruhi adalah Kokom. Kokom yang kehidupannya serba pas-pasan bahkan berkekurangan ingin bisa hidup berada seperti layaknya warga Ciraos, Jonggol yang menjadi TKW. Ia ingin mengambil alih tugas mencari nafkah dengan bekerja di luar negeri.
Namun Koswara, suami Kokom tidak seperti suami pada umumnya di desa Ciraos. Koswara sama sekali tidak mengizinkan Kokom bekerja di luar negeri, karena menurutnya yang bertugas mencari nafkah adalah suami, sesulit apapun kondisinya. Masalah inilah yang kemudian memicu konflik berkepanjangan dalam rumah tangga mereka.
Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, seringkali warga desa Ciraos meminta nasihat pada Pak Kemed atau yang lebih sering dipanggil ustadz Kemed. Layaknya seorang ustadz, warga desa menjadikannya panutan. Sayangnya Pak Kemed bukanlah ustadz yang mengandalkan kitab suci dalam setiap ajaran yang disampaikan, melainkan Google!
Menurut McQuail, ada enam perspektif dalam hal melihat peran media dalam bukunya Mass Communication Theory. Berikut enam perspektif tsb:
1. Windows : Dari sinetron ini saya melihat budaya dikampung
ini terbalik, dimana kita bisa lihat
istri yang mencari nafkah, dan suami yang mengerjakan pekerjaan rumah
2. Mirrors : Cerminan
dari sinetron ini adalah koswara, suami kokom tidak mengizinka n kokom bekerja
diluar negeri, tidak seperti suami pada umumnya di desa ciraos yang mengizinkan istrinya bekerja
diluar negeri. karena menurut koswara sesusah apapun kondisinya. Tetap suami
yang harus menafkahi.
3. interpreters : Dalam sinetron ini Pak Kemed perannya sebagai
ustadz, dimana memiliki pemahaman-nya bisa dimengerti dan sering memberi saran
kepada warganya dan pengalaman yang
dapat membantu kita, seperti apa bagusnya hal yang akan kita lakukan itu perlu
dilakukan atau tidak.
4. Barriers : Gangguan dalam sinetron ini adalah Yoyoh sang
calo TKW. Yang selalu membujuk para calon TKW agar mau ke luar negeri dengan
iming-iming penghasilan besar. Salah satu
warga yang di pengaruhi oleh yoyoh adalah Kokom. Kokom ya kehidupannya serba
pas-pasan ingin hidup seperti layaknya warga Ciraos yang lain. namun suaminya
tidak mengizinkan.
5. Interactive communication
: Di sinetron ini saya melihat banyak peran idoy yang bisa banyak mendapat tanggapan atau umpan
balik dari masyarakat. karena peran idoy didalam sinetron ini memiliki sifat sangat
lucu dan suka tidak nyambung/masuk akal.
6. Signpost : Sinetron ini memiliki petunjuk yang saya
perhatikan/ saya dapat yaitu menuju ke
hidupan sehari-harinya masyarakat. alur cerita sangat sederhana sehingga
dapat
mudah dipahami oleh masyarakat.
Komentar
Posting Komentar